Rabu, 23 Januari 2008

Hukum Isbal

باب صفة طول القميص والكمّ والإِزار
وطرف العمامة وتحريم إسبال شيء من ذلك على سبيل الخيلاء وكراهته من غير خيلاء
Bab panjang lengan dan kain dan ujung sorban dan haram memakai kain dibawah tumit yang menunjukkan kepada kesombongan dan dibenci ALLAH apabila tidak disertai kesombongan
- وعن أبي ذرٍّ رضي اللَّه عنه عن النبى صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « ثلاثةٌ لا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامةِ ، ولا يَنْظُرُ إِلَيْهم ، وَلا يُزَكِّيهِمْ ، وَلهُمْ عَذَابٌ أَليمٌ » قال : فقَرأَها رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ثلاث مِرَارٍ . قال أَبو ذَرٍّ : خابُوا وخسِرُوا مَنْ هُمْ يا رسول اللَّه ؟ قال : « المُسبِلُ ، والمنَّانُ وَالمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالحَلفِ الكاذِبِ » رواه مسلم .
وفي روايةٍ له : « المُسْبِلُ إِزَارَهُ » .
Abu dzar ra berkata: bersabda rosulullah saw: tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh ALLAH pada hari kiamat, tidak akan dilihat, tidak dibersihkan dan bagi mereka siksa yang pedih. Diulang oleh Rosulullah hingga tiga kali, abu dzar berkata: menyesal dan merugi mereka, siapa mereka itu ya rosulullah? Nabi menjawab: yang kainnya menutupi mata kaki, yang membangkit pemberian dan yang menjual dengan sumpah palsu..
- وعن أبي جُرَيٍّ جابر بن سُلَيم رضي اللَّه عنه قال : رَأَيتُ رَجلاً يصْدُرُ النَّاسُ عَنْ رَأْيهِ لاَ يَقُولُ شَيئاً إِلاَّ صَدَرُوا عنه ، قلتُ : من هذا ؟ قالوا : رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . قلتُ: عَليكَ السَّلامُ يا رسولَ اللَّه مَرَّتَيْنِ قال : «لا تَقُل علَيكَ السَّلامُ ، علَيكَ السلامُ تحِيَّةُ الموْتَى قُلِ : السَّلامُ علَيك » قال : قلتُ : أَنتَ رسول اللَّه ؟ قال : «أَنَا رسول اللَّه الذي إِذا أَصابَكَ ضَرٌّ فَدعَوْتَهُ كَشَفَهُ عنْكَ ، وإِذا أَصَابَكَ عامُ سنَة فَدَعوْتَهُ أَنبتَهَا لك ، وإِذَا كُنتَ بِأَرْضٍ قَفْرٍ أَوْ فلاةٍ ، فَضَلَّت راحِلَتُكَ ، فَدعوْتَه رَدَّهَا علَيكَ » قال : قلت : اعْهَدْ إِليَّ . قال : « لا تسُبَّنَّ أَحداً » قال : فَما سببْتُ بعْدهُ حُرّا ، ولا عبداً ، وَلا بَعِيراً، وَلا شَاةً « وَلا تَحقِرنَّ مِنَ المعروفِ شَيْئاً ، وأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاك وأَنتَ مُنْبسِطٌ إِليهِ وجهُكَ، إِنَّ ذلك مِنَ المعرُوفِ . وارفَع إِزاركَ إِلى نِصْفِ السَّاقِ ، فَإِن أبيتَ فإلى الكَعبين ، وإِياكَ وإِسْبال الإِزارِ فَإِنَّهَا مِن المخِيلةِ وإِنَّ اللَّه لا يحبُّ المَخِيلة ، وإن امْرؤٌ شَتَمك وَعَيَّركَ بمَا يَعْلَمُ فيكَ فلا تُعيِّرهُ بما تَعلَم فيهِ ، فإِنَّمَا وبالُ ذلكَ عليهِ » رواه أبو داود والترمذي بإِسنادٍ صحيحٍ ، وقال الترمذي : حديثٌ حسن صحيح .
Abu juray bin sulaim ra berkata: saya melihat seseorang yang selalu diikuti orang segala pendapatnya, dan tiadalah ia berpendapat melainkan selalu mendapat sambutan baik dari orang orang, maka saya bertanya: siapakah orang itu, jawab orang-orang : itulah Rosulullah saw, maka saya datang kepadanya sambil memberi salam ‘alaikassalamu ya rosulallah. Maka nabi berkata: jangan mengucapkan salam, ‘alaikassalamu, sebab salam seperti itu hanya untuk orang yang sudah mati, katakanlah assalamu’alaika. Kemudian saya bertanya : engkau utusan ALLAH? Jawab nabi: saya utusan ALLAH, tuhan yang bila kau menderita kesukaran lalu berdo’a mohon kepadanya, pasti IA menghindarkan kesukaran itu dari padamu. Dan bila kau menderita kekurangan makanan , lalu kau berdoa, pasti Ia menumbuhkan untukmu. Dan bila kau kehilangan kendaraan ditengah hutan, lalu berdo’a minta kepadanya niscahya Ia mengembalikannya padamu. Saya berkata: berilah nasehat kepadaku! Berkata nabi: jangan memaki orang, baik orang merdeka atau budak atau binatang unta dan kambing. Dan jangan meremehkan kebaikan dan berkatalah kepada temanmu dengan muka manis dan ramah. Semua kelakuan itu termasuk kebaikan. Dan tinggikan kainmu diatas betis kalau tidak maka kematakaki, awas janganlah menurunkan kain dimata kaki, karena itu termasuk dari kesombongan. Dan ALLAH tidak suka kepada kesombongan. Dan jika ada orang ada yang memaki kamu dengan kata-kata yang memang ada padamu maka jangan kau balas dengan makian yang ada padanya, sebab akibat makian itu akan kembali padanya.
وعن أبي سعيدٍ الخدْرِيِّ رضيَ اللَّهُ عنه قال: قَالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم « إزرَةُ المُسلِمِ إِلى نصْفِ السَّاقِ ، وَلاَ حَرَجَ أَوْ لا جُنَاحَ فيما بَيْنَهُ وَبَيْنَ الكَعْبَيْنِ ، فَمَا كانَ أَسْفَلَ منَ الكعْبَينِ فَهَوُ في النَّارِ ، ومَنْ جَرَّ إِزارهُ بَطَراً لَمْ يَنْظرِ اللَّه إِلَيْهِ» .
رواهُ أَبُو داود بإِسنادٍ صحيح .
Abu a’id alkhudri ra berkata: rasulullah saw bersabda: kain sarung seorang muslim sampai ketengah-tengah betis, dan tidak mengapa yang diantara itu dengan mata kaki, dan yang dibawah mata kaki itu dineraka. Dan siapa yang memakai pakaian karena sombong tidak akan ALLAH lihat (tolong).
- وعنه عـن النبى صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزار ففي النَّار » رواه البخاري .
Nabi saw berkata: apa yang dibawah matakaki dari kain, maka itu bagian dari api neraka.
- وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه أَنَّ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « لا ينْظُرُ اللَّه يَوْم القِيَامة إِلى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطراً » متفقٌ عليه .
Dari abu hurairoh ra, bahwa rosulullah saw berkata: tidak akan ALLAH pandang (tolong) di yaumul qiyamah kepada seseorang yang memakai pakaian dengan sombong.

Pakaian Rosululloh saw dan keharusan bertauladan padanya
Ubaid bin khalid berkata: pernah saya berjalan dalam keadaan memakai kain yang panjang terseret, lalu berkatalah seseorang kepada saya: angkatlah kainmu, karena dengan diangkat kainmu lebih awet dan lebih bersih. Saya pun memandang ke orang itu, dialah nabi saw. Lalu saya katakan : ini hanyalah kain selimut putih hitam. Lalu beliau bersabda : apa alasan bagi mu untuk tidak menjadikan saya sebagai teladan? Kemudian saya lihat beliau saw memakai pakaian dengan kain hanya sampai setengah kedua betis beliau. Hadits riwayat attarmidzi dan nasa’i.(kitab subulussalam)

Amru bin jarroh berkata: rasululloh memberi contoh empat jari dibawah lutut, seraya berkata : wahai amr ini batas kain. Kemudian beliau memberi contoh empat jari lagi dibawah empat jari tadi, kemudian beliau bersabda: wahai amr inilah batas kain sarung. Hadits riwayat athtabrani. (kitab subulussalam)

Sikap para shohabat ( abu baker assiddik ra dan Abdullah bin umar) kepada perintah nabi akan hal ini
- وعن ابن عمر رضي اللَّه عنهما أَنّ النبى صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاءَ لَمْ يَنْظُر اللَّه إِليهِ يَوْم القِيَامَةِ » فقال أَبو بكر : يارسول اللَّه إِن إِزارى يَسْتَرْخى إِلا أَنْ أَتَعَاهَدَهُ، فقال له رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَفْعَلُهُ خُيَلاءَ ».
رواه البخاري ، وروى مسلم بعضه .
Dari ibnu umar ra bahwa nabi SAW berkata : barang siapa memakai pakaian dengan sombong tidak akan ALLAH perdulikan (tolong) pada hari kiamat. Maka berkata abu baker ra : ya rasulallah pakaian saya selalu turun kebawah kecuali saya benar-benar menjaganya. Maka berkata rosulullah : sesungguhnya dengan demikian engkau tidak termasuk melakukannya karena sombong.
Ikhwatil iman, kita bisa membaca disini seorang abubakar ra memahami bahwa tanda-tanda kesombongan didalam memakai pakaian adalah terlalu turun kebawah sehingga menutupi matakaki.
Maka sarungnya yang selalu turun kebawah membuatnya khawatir termasuk orang yang sombong dalam berpakaian, yaitu pada saat pakaian menutupi matakakinya dan beliau termasuk orang yang menjaga sarungnya untuk tidak turun menutupi mata kakinya, apabila sarungnya turun, maka di jaganya dan itu semua membuat beliau khawatir sehingga diungkapkanlah itu kepada Rasulullah saw, dan dengan keta’atan dan usaha yang demikian maka pantaslah apabila rasulullah mengatakan bahwa abu baker tidaklah termasuk orang yang sombong.
- وعن ابنِ عمر رضيَ اللَّه عنهما قال : مَرَرْتُ عَلى رسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَفي إِزاري اسْترْخَاءٌ . فَقَالَ : « يا عَبْدَ اللَّهِ ، ارْفَعْ إِزارَكَ » فَرفعتهُ ثُمَّ قَالَ : «زِدْ»، فَزِدْتُ ، فَمَا زِلْتُ أَتَحرَّاها بَعْدُ . فَقَالَ بَعْض القُوْمِ : إِلى أَيْنَ ؟ فَقَالَ : إِلى أَنْصاف السَّاقَيْنِ». رواهُ مسلم .
Ibnu umar ra berkata: ketika saya berjalan didepan nabi saw, ketika itu kain saya agak rendah, maka nabi berkata : hai Abdullah naikkan sarungmu, maka saya naikkan, nabi berkata lagi: naikkan lagi. Kemudian selalu saya jaga sarung saya sebagaimana petunjuk nabi. Orang bertanya kepada Abdullah: sampai dimana tingginya? Jawab Abdullah: sampai tengah-tengah betis.

Bahkan ALLAH tidak menerima sholat seseorang yang sholat dengan matakaki tertutup kain
- وعن أبي هريرة رضي اللَّه عنه ، قال : بينما رَجُل يُصَلِّى مُسْبِلٌ إِزَارَه، قال له رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « اذهَب فَتَوضأْ » فَذهَب فَتَوضَّأَ ، ثم جاءَ ، فقال: «اذهبْ فَتَوضَّأْ » فقال له رجُلٌ : يا رسول اللَّه . مالكَ أَمرْتَهُ أَن يَتَوَضَّأَ ثم سَكَتَّ عنه ؟ قال : « إِنه كانَ يُصلِّى وهو مُسْبلٌ إِزارهُ ، إِن اللَّه لا يقْبلُ صلاةَ رجُلٍ مُسبِلٍ »
رواه أبو داود بإِسنادٍ على شرط مسلم .
Abu hurairih ra berkata: ketika seseorang sholat dengan kain dibawah mata kaki, maka rasulullah berkata kepadanya : pergilah berwudhu dan sesudah berwudhu nabi berkata lagi pergilah berwudhu. Maka melihat hal itu seseorang bertanya : ya rosulalaah mengapa kau suruh berwudhu kemudian setelah berwudhu kau diamkan ia? Jawab nabi: dia telah sholat dengan kain menutupi matakaki dan sesungguhnya ALLAH tidak menerima sholatnya orang yang kainnya menutupi matakakinya.
Hadits hadits diatas dari kitab riyadusholihin karangan imam nawawi mazhab assyafi’iyyah
Imam syafi’i berpendapat berpakaian menutupi matakaki dengan sombong adalah haram dan apabila tidak disertai sombong maka ini dibenci ALLAH. (kitab subulussalam)
Ibnul barri mengatakan : sesungguhnya pakaian yang terlalu panjang (menutupi matakaki) adalah tercela. (kitab subulussalam)
Ibnul arabi mengatakan memanjangkan pakaian melebihi mata kaki tidak dapat diterima, karena pemanjangan itu sendiri tanda kesombongan. (kitab subulussalam)
Asshon’ani mengatakan berpakaian yang terbaik adalah bertauladan pada nabi saw yaitu separo betis, karena rasulullah berpakaian seperti itu. (kitab subulussalam)
Imam nawawi berpendapat : berpakaian menutupi matakaki dengan sombong haram dan tanpa kesombongan makruh(dibenci ALLAH). (kitab riyadusholihin)
Kemudian bagaimana dengan saya? Semoga ALLAH mudahkan saya dan orang-orang yang saya cintai mengikuti yang terbaik yaitu yang telah dicontohkan nabi Muhammad saw dan yang lebih menyelamatkan bagi akhirat saya. amiin
Mudah-mudahan tulisan ini ada manfaatnya, diambil dari kitab riyadhussolihin dan kitab subulussalam
Budi wahyudi , sawangan 16 maret 2007

Tidak ada komentar: