Selasa, 07 Oktober 2008

Penyakit Dakwah


الحمد لله رب العالمين ، الرحمن الرحيم ، مالك يوم الدين ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ولي الصالحين ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله إمام المتقين ، وقدوة الخلق أجمعين ، صلوات ربي وسلامه عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعه وسار على نهجه إلى يوم الدين . . .
أما بعد :
Dikesempatan waktu dan sehatnya badan, saya ingin menuangkan sedikit apa yang sekian lama saya fikirkan, dengan harapan menjadi nasehat buat pembaca dan adanya masukan, tukar fikiran atau kritik atas apa yang akan saya tuangkan dalam tulisan saya ini.
Yang bisa saja terjadi dan sangat besar kemungkinannya terjadi pada para aktivis dakwah adalah fanatisme golongan atau fanatisme hizbiyah. Sebagaimana pernah terjadi pada kaum ansor dan muhajirin, sebagaimana hadits dibawah ini.
Dari Jabir bin Abdullah dia berkata : Kami berperang bersama Nabi dan sekelompok kaum Muhajirin berkumpul bersama beliau. Di antara kaum Muhajirin ada seorang yang suka bercanda sehingga memukul pantat orangAnshor. Maka sangat marahlah sahabat Anshor tersebut. Sehingga masing-masing kubu saling berseru. Orang Anshor tersebut berkata: “Wahai orang-orang Anshor,….”.OrangMuhajirin berkata: “Wahai orang-orangMuhajirin,…”.Mendengar hal tersebut Nabi keluar seraya berkata: “Ada apa dengan seruan Jahiliyyah itu?” Kemudian bertanya: “Apa yang terjadi kepada mereka?” Kemudian beliau dikabarkan bahwasannya ada seorang Muhajirin memukul pantat seorang Anshor. SelanjutnyaNabi bersabda; “Tinggalkanlah, karena itu sangat buruk”.[HR.Bukhori:3518,4905,4907].
Ketika nama-nama yang mulia yaitu muhajirin dan anshor dijadikan seruan-seruan untuk menganggap dirinya lebih baik dari yang lain atau memenangkan seseorang karena dia termasuk kelompoknya, Rasulullah mengingkarinya dan menyebutnya sebagai seruan jahiliyyah. Dan semakna pula dengan seruan jahiliyyah ini adalah seruan atau bernasab kepada suatu qabilah, ta’asub (fanatik) kepada seseorang, kepada suatu mahzab atau kelompok, jama’ah, kepada syaikh, ‘alim dan ulama’, mengunggulkan sebagian atas sebagian yang lain sekedar berdasarkan hawa nafsu dan fanatik buta. Lalu membangun wala’ (cinta) dan permusuhan di atas sifat dan sikap yang semacam itu tadi dan mengukur manusia ini di atas neraca tersebut, maka semua ini adalah seruan dan sistem jahiliyyah.
Fanatisme Hizbiyah (Fanatik Golongan) merupakan penyakit berbahaya yang akan mencerai-beraikan ukhuwah Islamiyah, memporak-porandakan keimanan, dan melemahkan dakwah islam serta kekuatan ummat islam dimata musuh-musuhnya . Ia merupakan penyakit ummat islam yang sangat kronis saat ini, sadar atau tanpa sadar ini terjadi pada sebagian aktivis dakwah.
Adakah dibenarkan seorang muslim menunjukkan wajah ceria, senyum lebar dan salam hangatnya hanya kepada orang satu kelompok atau satu jama'ah saja ..? Sementara kepada orang dari kelompok lain ia bermuka masam, bersikap dingin dan hambar ..? Adakah dibenarkan seorang muslim mengabaikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan shahabat dikelompoknya, sementara apabila orang lain melakukan kesalahan yang sama, ia rajin menggunjingkan dan menyebarluaskannya..?
Apabila seorang di antara anggota kelompok (hizbiyah) ini anda beri peringatan karena fikrah atau tashawwur (orientasi berfikir)nya menyimpang (munharif), maka ia akan segera memberikan pembelaan-pembelaan dengan dalih : "Ini hanyalah kekeliruan, tetapi tidak merusak prinsip".
Disebabkan fanatisme hizbiyah inilah maka anda lihat, seseorang tidak akan mau melakukan tela'ah, belajar atau menimba ilmu, melainkan hanya dari satu arah saja, yaitu hanya dari buku-buku, tulisan orang sekelompoknya dan dari orang-orang tertentu yang telah diwasiatkan tidak boleh belajar melainkan hanya kepada mereka.
Dari situlah lahir cakrawala berpikir sempit, dan manusia-manusia yang berkepribadian keji. Ia tidak melihat melainkan hanya dari satu sudut pandang, dan tidak tahu menahu (persoalan) melainkan hanya pemikiran itu satu-satunya.
Namun, mengapa hizbiyah semacam ini bisa menyusup ke dalam shaf (barisan) da'wah ..? Siapakah pula pendukungnya sehingga ia tetap berlangsung ..?
Sesungguhnya telah jelas bahwa hizbiyah adalah suatu pola dari sebuah tarbiyah buruk yang dilakukan guna menangani penggarapan diri seorang manusia, kemudian dikatakannyalah padanya (bahwa) : "Kamilah kelompok paling afdhal, sedangkan selain kami, masing-masing mempunyai kekurangan ini dan itu ....". Semua itu karena setiap kelompok hizbiyah ingin menghimpun dan memperbanyak jumlah anggota.
Sebagai konsekwensinya, maka mereka harus menjatuhkan nama kelompok lain, supaya orang jangan sampai masuk menjadi kelompok lain tersebut. Seakan-akan kita ini menjadi kelompok-kelompok kontetstan dari beberapa partai yang bersaing guna merebut kemenangan dalam suatu pemilihan umum. Sampai-sampai terkadang perlu membeli suara massa dengan klaim-klaim memikat dan dengan harta benda.
Dari tarbiyah seperti inilah, akhirnya seseorang harus sudah terpisah dari majlis-majlis para ulama atau orang-orang berilmu semenjak pertama ia menerjuni dunia da'wah atau ketika untuk pertama kalinya ia ingin mencari ilmu, sehingga ia tidak bisa mengenyam tarbiyah para ulama yang mentarbiyah dengan adab, akhlaq dan pengalaman mereka.
Kalau demikian keadaannya, maka niscaya dia bakal menyerap (ilmu) dari orang-orang yang aktif menjalankan amaliyah tarbiyah. Jika kebetulan orang itu memiliki ilmu dan tidak mempunyai ambisi kepemimpinan, bisa jadi tarbiyahnya mendekati benar. Tetapi seandainya orang-orang itu (ternyata) menyukai kedudukan atau dalam dirinya terdapat unsur penipuan ilmu, maka tentu, dari tarbiyah ini akan terlahir pemuda-pemuda buruk yang fanatik terhadap kelompok.
Tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari penyakit ini, kecuali orang yang selalu mengambil perhatian sejak awal, dan mengerti bahwa ada beberapa bentuk tarbiyah yang secara pasti akan menunjukkan hizbiyah. Untuk itu dia akan merasa takut dan berusaha membentengi diri. Dia akan selalu mawas diri, selalu melihat ke belakang, selalu memperbaharui langkah-langkahnya dan selalu melakukan pembaharuan setiap saat, sehingga dirinya tidak terjatuh ke dalam cengkeraman penyakit berbahaya yang keburukan serta malapetakanya merajalela ini.
Diakhir tulisan ini saya mengajak antum, mari kita menuntut ilmu kepada siapa saja asalkan dia berilmu, bersandarkan kepada alqur’an dan sunnah yang shohih, dan mengamalkan ilmu itu serta mendakwahkan dengan berharap balasan hanya dari ALLAH semata.
Mari kita bermajlis dengan mereka yang gemar melaksanakan amal sholeh, dimanapun mereka berada.
Dan tinggalkan perilaku dan kata-kata buruk mereka, ambil kebaikan dan ilmu mereka serta do’akan mereka disamping do’a untuk diri dan keluarga kita.

اللهم وفقنا للأعمال الصالحة ، واغتنام الأوقات بالعلوم النافعة ، اللهم اجعلنا نخشاك كأننا نراك ، اللهم أحسن عاقبتنا في الأمور كلها وأجرنا من خزي الدنيا وعذاب الآخرة ، اللهم أمنا من عذاب القبر وعذاب النار إنك على كل شيء قدير ، والحمد لله رب العالمين ، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين .

Senin, 06 Oktober 2008

Mari Belajar Kepada Utbah Bin Ghazwan radhiallahu 'anhu


Generasi yang pernah ada, mereka mencintai ALLAH dan mereka pun dicintai ALLAH. Suatu generasi yang terbina dengan pembinaan terbaik, sehingga runtuhlah kerajaan Persia, dan tersebarlah tauhid di penjuru bumi ini.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Alimaron:110
Di antara Muslimin yang lebih dulu masuk Islam, dan di antara muhajirin pertama yang hijrah ke Habsyi, kemudian ke Madinah ..., dan di antara pemanah pilihan yang tak banyak jumlahnya yang telah berjasa besar dijalan Allah,terdapat seorang laki-laki yang berperawa'kan tinggi dengan muka bercahaya dan rendah hati, namanya Utbah bin Ghazwan .... Ia adalah orang ketujuh dari kelompok tujuh perintis yang bai'at berjanji setia, dengan menjabat tangan kanan Rasulullah dengan tangan kanan mereka, bersedia menghadapi orang-orang Quraisy yang sedang memegang kekuatan dan kekuasaan serta gemar menuruti nafsu angkara. Pada hari-bari pertama dimulainya da'wah .-.., dan pada hari-hari penderitaan dan kesukaran, Utbah bersama kawan-kawannya telah memegang teguh suatu prinsip hidup yang mulia, yang kelak kemudian -menjadi -bekal dan makanan bagi hati nurani manusia dan akan berkembang luas.Sewaktu Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menyuruh shahabat -shahabatnya berhijrah ke Habsyi, termasuk Utbah di antara orang muhajirin itu .... Tetapi kerinduannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam tidak membiarkannya menetap di sana, segeralah ia menjelajah daratan dan mengarungi lautan kembali ke Mekah, lain tinggal di sana di samping Rasul hingga datang saatnya hijrah ke Madinah, maka Utbah pun hijrah bersama Kaum Muslimin lainnya.... Dan semenjak orang-orang Quraisy melakukan gangguannya dan melancarkan peperangan, Utbah selalu membawa panah dan tombaknya. Ia melemparkan tombaknya dengan ketepatan yang luar biasa, dan bersama-sama kawan-kawannya orang-orang Mu'minin lainnya digunakannya panah untuk menghancurkan alam hidup dan berfikir usang tentang segala berhala. Di waktu Rasul yang mulia wafat menemui Tuhannya Yang Maha Tinggi ia belum hendak meletakkan senjatanya bahkan selalu berkelana berperang di muka bumi. Dan ketika berhadapan dengan tentara Persi ia·melakukan perjuangan yang tak ada taranya .... Amirul Mu'minin Umar mengirimkannya ke Ubullah untuk membebaskan negeri itu dan membersihkan buminya dari orang-orang Persi yang menjadikannya sebagai batu loncatan untuk menghancurkan kekuatan Islam yang sedang maju melintas wilayah-wilayah kerajaan Persi, serta untuk membebaskan negeri Allah dan hamba-Nya dari cengkraman penjajahan mereka .... Dan berkatalah Umar kepadanya sewaktu melepaskan tentaranya: "Berjalanlah anda bersama anak buah anda, hingga sampai batas terjauh dari negeri Arab, dan batas terdekat negeri Persi.... ! Pergilah dengan restu Allah dan berkah-Nya... ! Serulah ke jalan Allah siapa yang man dan bersedia ... ! Dan siapa yang menolak hendaklah ia membayar pajak ... ! Dan bagi setiap penantang, maka pedang bagiannya, tanpa pilih bulu... ! Tabahlah menghadapi musuh serta taqwalah kepada Allah Tuhanmu !" Pergilah Utbah memimpin pasukannya yang tidak seberapa besar itu hingga sampai ke Ubullah .... Ketika itu orang-orang Persi telah menyiapkan balatentara mekeka yang terkuat. Utbah pun menyusun kekuatannya dan berdiri di muka pasukannya sambil membawa tombak di tangannya yang belum pernah meleset dari sasarannya semenjak ia berkenalan dengan tombak. Ia berseru di tengah-tengah tentaranya: -- "Allahu Akbar, shadaqa wa'dah': artinya "Allah Maha Besar, Ia menepati janjiNya". Dan seolah-olah ia dapat membaca apa yang akan terjadi, karena tak lama setelah·terjadi pertempuran kecil-kecilan, Ubullah pun menyerahlah dan daerahnya dibersihkan dari tentara Persi, dan penduduknya terbebas dari kekejaman selama ini, yang mereka rasakan tak ubah dengan mereka ...dan benarlah Allah yang Maha Besar itu telah menepati janji-Nya ... ! Di tempat berdirinya Ubullah itu, Utbah membangun kota Basrah dengan dilengkapi sarana perkotaan termasuk sebuah mesjid besar .... Dan sekarang ia bermaksud meninggalkan negeri itu dan kembali ke Madinah, menjauhkan diri dari urusan pemerintahan,'tapi Amirul Mu'minin Umar keberatan dan menyuruhnya tetap di sana .... Utbah pun memenuhi keinginan khalifah, membimbing rakyat melaksanakan shalat, memberi pengertian dalam soal Agama, menegakkan hukum dengan adil, serta memberi contoh teladan yang sangat mengag'umkan tentang kezuhudan, wara dan kesederhanaan.... Dengan tekun dikikisnya kemewahan dan sikap berlebih-lebihan sekuat dayanya, sehingga menjengkelkan mereka yang dipengaruhi oleh ni'mat kesenangan dan hawa nafsu .... Pada suatu hari Utbah pun berdiri berpidato di tengah-tengah mereka, katanya: "Demi Allah, sesungguhnya telah kalian lihat aku bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasalam sebagai salah seorang kelompok tujuh, yang tak punya makanan kecuali daun-daun kayu, sehingga bagian dalam mulut kami pecah-pecah dan luka-luka! Di suatu hari aku beroleh rizqi sehelai baju burdah, lalu kubelah dua, yang sebelah kuberikan kepada Sa'ad bin Malik dan sebelah lagi kupakai untuk diriku ... !" Utbah sangat menakuti dunia yang akan merusak Agamanya. Dan dia menakuti hal yang serupa terhadap Kaum Muslimin. Karena itu ia selalu membimbing mereka atas kesederhanaan dan hidup bersahaja. Banyak orang yang mencoba hendak merubah pendiriannya dan membangkitkan dalam Jlwanya kesadaran sebagai penguasa, serta hak-haknya sebagai seorang penguasa, terutama di negeri-negen yang raja-rajanya belum terbiasa dengan zuhud dan hidup sederhana sementara penduduknya menghargai tanda-tanda lahiriah yang berlebihan dan gemerlapan.... Terhadap hal-hal ini Utbah menjawabnya dengan katanya: -- "Aku melindungkan diri kepada Allah dari sanjungan orang terhadap diriku karena kemewahan dunia, tetapi kecil pada sisi Allah...!" Dan tatkala dilihatnya rasa keberatan pada wajah-wajah orang banyak karena sikap kerasnya membawa mereka kepada kewajaran dan hidup sederhana, berkatalah ia kepada mereka: -- "Besok lusa akan kalian lihat pimpinan pemerintahan dipegang orang lain menggantikan daku ... !" Dan datanglah musim haji, diwakikannya pemerintahan Basrah kepada salah seorang temannya, dan ia pun pergi menunaikan ibadah haji. Setelah selesai menunaikan ibadahnya berangkatlah ia ke Madinah. Di sana ia memohon kepada Amirul Mu'minin agar diperkenankan mengundurkan diri dari pemerintahan .... Tetapi Umar tiada hendak menyia-nyiakan corak kepribadian dari orang-orang zuhud seperti ini yang menjauhkan diri dari barang yang amat didambakan dan menjadi inceran orang-orang lain. Pernah beliau berkata kepada mereka: -- "Apakah kalian hendak menaruh amanat di atas pundakku ... ! Kemudian kalian tinggalkan aku memikulnya seorang diri ... ?:Tidak, demi Allah tidak kuidzinkan untuk selama-lamanya " Dan demikianlah pula yang diucapkannya kepada Utbah bin Ghazwan .... Dan karenanya mau tak mau Utbah harus patuh dan taat, maka ia pergi menuju kendaraannya, hendak menungganginya kembali ke Basrah. Tetapi sebelum naik ke atas kendaraan itu, ia menghadap ke arab kiblat, lalu mengangkat kedua telapak tangannya yang lemah lunglai itu ke langit sambil memohon kepada Tuhannya azza wajalla, agar ia tidak dikembalikan-Nya ke Basrah dan tidak pula kepada memimpinan pemerintahan untuk selama-lamanya.... Dan du'anya pun diperkenankan Tuhannya.... Selagi ia dalam perjalanan ke wilayah pemerintahannya, maut datang menjemputnya .... Ruhnya naik ke pangkuan Penciptanya, bersukacita dengan pengurbanan dan darma baktinya, kezuhudan dan kesahajaannya. Begitupun karena nikmat yang telah disempurnakan-Nya dan oleh karena pahala yang telah disediakan-Nya untuk dirinya ....

Berharap dapat mengambil manfaat dari perjalanan hidup sahabat nabi, untuk diri ini yang dangkal akan ilmu dan amal, dan semoga para pembaca dapat mengambil kebaikannya.

Dikehidupan sekarang ini dimana manusia yang kafir dan juga yang mengaku beriman berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin dan meraih kekuasaan, dengan dalih membela Islam atau hal lainnya, ketahuilah bahwa apa yang ALLAH tetapkan tak akan ada yang dapat mampu merubahnya, kalau anda atau siapapun juga ingin merubah dunia dan kehidupan ini menjadi lebih baik, maka bertaqwa kepada ALLAH adalah asas dari segalanya, dan rubahlah dunia ini dengan cara sebagaimana Rosulullah dan para sahabatnya telah merubah dunia ini menjadi lebih baik, tidak dengan cara yang menjadi jalan orang-orang kafir yahudi dan nasrani.
Solusinya adalah dengan tarbiyah dan jihad, sebagaimana firmanNYA:
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. aljuma'at:2



Wassalammu’alaikum….