Senin, 31 Mei 2010

Karekteristik Pendurhaka Para Nabi


Hari-hari kehidupannya umat Islam Palestina mengalami nasib yang tragis. Dijajah, dibantai dan ditindas oleh orang-orang israel. Padahal israel telah mendapatkan 90% tanah Palestina, sebelumnya hanya memiliki 5%. Dengan cara menyerang, kemudian menduduki dan menjajah Palestina. Untuk itu marilah kita pahami karakter khas mereka. Sehingga kita tidak mudah melupakan kejahatan-kejahatan mereka sepanjang sejarahnya.
Berikut ini karakter israel dalam alqur'an :

1. Iri dan dengki.

Karakter dan kompetensi khas yahudi adalah iri dan dengki. Allah swt berfirman: “Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang Telah diturunkan Allah, Karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat muika sesudah (mendapat) kemurkaan dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan” (QS Al Baqarah [2]:90)

Menurut tafsir Depag yang dimaksud adalah karena Allah menurunkan wahyu (kenabian) kepada Muhammad saw. Kemudian mereka, Yahudi, mendapat kemurkaan yang berlipat-ganda. Yaitu kemurkaan karena tidak beriman kepada Muhammad saw dan kemurkaan yang disebabkan perbuatan mereka dahulu, yaitu membunuh nabi, mendustakannya, merobah-robah isi Taurat dan sebagainya.

Senada dengan itu adalah pendapat imam Ibnu Katsier. Beliau berkata, “Orang Yahudi telah memilih untuk diri mereka kafir kepada Nabi Muhammad saw, karena hasad dan iri hati. Sebab Allah menurun-kan karunia berupa kenabian dan wahyu kepada seorang dari bangsa Arab. Untuk itu mereka kembali mendapat murka Allah. Yaitu ketika mereka menyembah anak sapi lalu kafir terha-dap nabi Muhammad saw. Atau karena kafir terhadap nabi Isa as dan kafir terhadap nabi Muhammad saw dan Al Qur’an“.

2. Membunuh dan mengusir kaumnya sendiri.

Yahudi adalah pembunuh berdarah dingin. Mereka siap membunuh siapa saja orang diluar kelompoknya. Bahkan sesama Yahudi juga saling usir dan saling membunuh. Tak terkecuali kepada para utusan Allah yang hadir di tengah-tengah mereka untuk memberikan bim-bingan dan petunjuk ke jalan yang lurus.

Allah swt berfirman: “Dan (ingatlah), ketika kalian berkata: ‘Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya’. Musa berkata: ‘Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai peng-ganti yang lebih baik ? pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta. Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. hal itu (terjadi) Karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. demikian itu (terjadi) Karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas” (QS. Al Baqarah [2]: 61)

Abdullah bin Mas’ud RA berkata, “Pernah terjadi bani Israil dalam satu hari membunuh tiga ratus nabi. Setelah iiu mereka melanjutkan pasaran rempah-rempahnya disore hari“. Tentang pembunuhan diantara mereka, Allah berfirman: “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan“. (QS. Al-Baqarah[2]:72).

Di dalam ayat lain, Allah swt berfirman: “Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolong-an daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu tertiadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu, apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terthadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembali-kan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat“. (QS Al-Baqarah [2]: 85).

Dalam tafsir Depag dikatakan bahwa ayat Ini berkenaan dengan cerita orang Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku Aus, dan Yahudi dari Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. Antara suku Aus dan suku Khazraj sebelum Islam, selalu terjadi persengketaan dan peperangan yang menyebabkan Bani Quraizhah membantu Aus dan Bani Nadhir membantu orang-orang Khazraj. Sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan. Karena membantu sekutunya. Tapi jika Kemudian ada orang-orang Yahudi tertawan, Maka kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk menebusnya kendatipun mereka tadinya berperang-perangan.

3. Bakhil, pelit dan medit.

Yahudi adalah manusia yang sangat loba. Sangat cinta kepada dunia sehingga mereka ingin hidup ribuan tahun lamanya, Allah swt berfirman: “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umurpanjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan“. (QS Al-Baqarah [2]: 96).

Menurut Imam Al Qurthudi dan Imam Ibnu Katsier yang dimaksud dengan mereka (hum) adalah Yahudi. Dengan demikian sangat tegas dan jelas bahwa Yahudi adalah orang-orang yang rakus, loba, pelit dan medit. Yaitu orang-orang yang ingin hidup terus serta kafir dengan hari kebangkitan atau hari kiamat. Padahal hal ini merupakan salah pondasi dari keimanan.

4. Pendusta

Yahudi adalah bohong kelas wahid. Mereka menyembunyikan kebenaran. Menukar yang hak dengan yang bathil. Mengubah ayat-ayat Allah serta menju-alnya dengan harga yang murah, Allah swt berfirman: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu Mengetahui“. (QS Al Baqarah [2]: 42)

Di dalam ayat lain, Allah swt berfirman: “Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” (QS Al Baqarah [2]: 75).

Menurut tafsir Depag, yang dimak-sud ialah nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu diubah-ubah oleh mereka, di antaranya sifat-sifat nabi Muhammad saw yang tersebut dalam Taurat itu.

Allah swt berfirman: “Maka Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘Ini dari Allah, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan Kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan“. (QS. Al-Baqarah [2]:79).

As Suddi berkata, “Dahulu ada beberapa orang Yahudi menulis surat-surat yang dibuat sendiri, lalu dijual kepada orang Arab dan mereka berkata, ‘Itu dari kitab Allah’, untuk mendapatkan harga“.

5. Pengkhianat.

Mereka juga terkenal sebagai makhluk yang suka berkhianat dari dulu
hingga hari ini. Mereka mengkhianati perjanjian Madinah yang disepakati
bersama antara Rasulullah, muhajirin, Anshar dan penduduk Madinah lainnya.

Contohnya mereka mengkhianati pasal 45 dan 47 Piagam Madinah yang ber-
bunyi, “Orang-orang Yahudi bekerjasama dengan kaum muslimin dalam mengumpulkan biaya perang, selama terjadi peperangan. Mereka saling tolong menolong dalam menghadapi orang-orang yang memerangi isi perjanjian“. Tapi apa balasan Yahudi. Ternyata mereka bersekongkol dengan musyrikin Quraisy untuk mencelakakan Rasulullah saw beserta sahabatnya dalam perang ahzab. Para tokoh Yahudi berangkat ke Mekkah untuk mendorong kaum musyrikin Ourasy melancarkan perang terhadap Rasulullah. Tokoh-tokoh Yahudi berkata, “Kami akan berperang bersama-sama kalian hingga berhasil menghancurkannya“.

Lebih parah lagi, para pendeta Yahudi berusaha keras meyakinkan penyembah berhala bahwa berperang melawan Muhammad saw adalah kebenaran yang harus dilaksanakan. Mereka menyatakan kepercayaan orang-orang Ourasy jauh lebih baik daripada agama Islam. Dan tradisi-tradisi jahiliyyah lebih baik daripada ajaran-ajaran Al Qur’an. Tentu saja musyrikin Qurasy menyambut gembira uluran tangan Yahudi.

Mereka juga berkhianat kepada nabi Musa as dan Allah swt. Sebagaimana firman Allah berikut ini: “Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling“. (QS. Al-Baqarah [2]: 83).

Tapi apa yang dilakukan Yahudi ? Justru mereka menyembah anak sapi (’ijla). Saling mengusir, saling menawan, berperang dan saling membunuh diantara mereka, Allah swt berfirman: “Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, Kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya “. (QS Al Baqarah [2]: 84).

Pengkhianatan Yahudi itu terjadi hingga hari ini. Sejarah modern juga penuh dengan catatan sikap ingkar dan mengotak-atik perjanjian yang dilakukan oleh Yahudi. Pada tahun 1967, belum lewat sehari dari pemyataan dan janji Israel yang telah ditegaskan AS bahwa Israel tidak akan mendahului menyerang kawasan Arab. Tiba-tiba secara serentak tentara Israel menyerang berbagai Negara Arab: Mesir, Yordania dan Suriah. Mereka mencap-lok berbagai kawasan Arab seperti gurun Sinai dan dataran tinggi Ghalan. Bahkan pada tanggal 14 Desember 1984, Sidang Umum PBB mengeluarkan surat keputusan bemomor: 146/39b yang menyebutkan bahwa file-file khusus tentang Israel serta praktek politik dan tindakan-tindakan Negara itu, menguatkan tuduhan bahwa Israel bukanlah Negara cinta damai. Israel bahkan terbukti sebagai Negara yang selalu mengingkari prinsip-prinsip kesepakatan Internasional atau perjanjian-perjanjian yang telah ia sepakati sendiri.

6. Provokator

Mereka juga terkenal sebagai provokator yang ulung. Para pembesar dan pendeta mereka senang mengadu domba dan mencaci maki Rasulullah saw beserta sahabatnya. Diantaranya adalah sikap Huyayyi bin Akhtab dan Yasir bin Akhtab yang sangat dengki dengan kaum muslimin dan berusaha memurtadkan orang-orang yang telah beriman.

Namun kejahatan gembong Yahudi tersebut dibongkar oleh Allah swt sebagai-mana firman-Nya: “Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu behman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran“. (Al-Baqarah 109).

Belum lagi provokasi mereka dalam bentuk ejekan kepada Rasulullah, Al Qur’an dan Al Islam. KH. Moenawar Khalil mencatat ada 25 kasus provokasi
yang dilakukan oleh para pendeta dan kaum Yahudi.

7. Pengecut

Bangsa Yahudi sebenarnya adalah bangsa pengecut, pembual dan bermulut besar. Mereka adalah penakut. Sayang hari ini justru umat Islam takut sama Yahudi. Akibatnya kini umat Islam takluk di bawah ketiak Yahudi. Baik dari sisi ideologi, politik, ekonomi, sosial, seni, budaya dan sistem informasi, apalagi militer.

Allah swt berfirman: “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah nabi Musa, yaitu ketika mereka Berkata kepada seorang nabi mereka: ‘Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah’. nabi mereka menjawab: ‘Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang’. mereka menjawab: ‘Mengapa kami tidak mau berperang dijalan Allah, padahal Sesungguhnya kami Telah diusir dari anak-anak kami?’. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim“. (QS Al-Baqarah [2]:246).

Yang dimaksud seorang raja disini adalah Samuil. Raja yang lurus dan mengajak bani Israil untuk mengesakan Allah swt, yaitu kembali kepada ajaran nabi Musa as serta membebaskan mereka dari penindasan orang-orang Mesir.

Tapi anehnya sebagian besar diantara mereka adalah pengecut dan hanya omong besar. Kenyataannya takut melakukan perlawanan dan peperangan melawan para penjajah. Allah swt berfirman: “Mereka berkata: ‘Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami Hanya duduk menanti disini saja“. (QS Al Maaidah [5]:24).

Lihatlah sikap pengecut bangsa Yahudi. Mereka membiarkan nabinya berjuang sendirian. Sementara mereka lebih suka duduk-duduk saja.

demikianlah sifat-sifat pendurhaka para nabi.

Tidak ada komentar: